Duo Datuak Resmi Sandang Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel

$rows[judul]

filosofinews.com, Makassar - Dalam rangka merayakan Milad ke-64, Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Sapayuang Sulawesi Selatan membuat keputusan penting yang turut memeriahkan acara tersebut. Pada momen istimewa yang digelar pada sabtu, 21 Desember 2024 di Pantai Wisata Galesong, Kabupaten Takalar, IKM Sapayuang Sulsel secara resmi mengumumkan penambahan dua anggota baru dalam Dewan Pembina organisasi ini.

Keputusan ini diambil berdasarkan musyawarah internal yang matang dan pertimbangan dari Dewan Penasehat serta Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel. Dua tokoh yang telah disepakati oleh Kepengurusan IKM Sapayuang untuk bergabung dalam Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel adalah H. Ferry Taslim, SH, M.Hum, M.Si, Dt. Toembidjo, yang saat ini menjabat sebagai Asisten Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (ASDATUN) Kejati Sulsel, dan Isnaini Al Ihsan, SH, Dt. Mangkuto Alamseorang Multitalenta yang tidak dibatasi oleh satu jalan hidup, tetapi memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai dimensi dan mencapai sukses di berbagai bidang yang beliau pilih, Professional IT Hotel dan Restoran, Graphic Designer, serta sekarang bergelut di bidang Hukum.

Penambahan kedua sosok ini ke dalam Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kemajuan organisasi. Ferry Tas, yang juga sedang menempuh program doktoral ilmu hukum di Universitas Hasanuddin, serta Al Ihsan, yang memiliki pengalaman luas di berbagai sektor, diyakini memiliki kapasitas luar biasa dalam memperkuat keberlanjutan dan kualitas organisasi.

Kedua tokoh tersebut juga dikenal sebagai Penghulu/Niniak Mamak yang dihormati dalam adat Minangkabau. Dt. Toembidjo berasal dari Nagari Kapau, Kabupaten Agam/Bukittinggi, Sumatera Barat, dan merupakan pemangku adat dari suku Melayu, sementara Dt. Mangkuto Alam berasal dari Kanagarian Tinggam-Talu, Kabupaten Pasaman Barat, dan merupakan pemangku adat dari suku Chaniago. Kehadiran beliau berdua dalam Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel diharapkan dapat memperkuat posisi adat Minangkabau dan memperluas jaringan serta kontribusi organisasi di Sulawesi Selatan.

Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Umum IKM Sapayuang Sulsel, H. Ir. Akmal Mustafha, yang menegaskan bahwa penambahan anggota Dewan Pembina ini adalah langkah strategis dalam rangka memperkuat struktur dan memajukan organisasi ke arah yang lebih baik. Hal ini juga menjadi bagian dari komitmen IKM Sapayuang untuk terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat serta melestarikan budaya Minangkabau di tanah rantau.

Dengan bergabungnya Dt. Toembidjo dan Dt. Mangkuto Alam dalam Dewan Pembina, IKM Sapayuang Sulsel semakin optimis untuk mengukir prestasi yang lebih gemilang di masa mendatang, membawa organisasi menuju masa depan yang lebih solid, kompak, dan berjaya.


Setelah diresmikan sebagai anggota Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel dalam acara Milad yang ke-64, kami berkesempatan untuk berbincang langsung dengan kedua tokoh yang baru saja resmi menyandang jabatan tersebut, yakni H. Ferry Taslim, SH, M.Hum, M.Si, Dt. Toembidjo, dan Isnaini Al Ihsan, SH, Dt. Mangkuto Alam. Dalam wawancara yang berlangsung di salah satu restoran ternama di Kota Makassar, keduanya memberikan tanggapan terkait peran baru mereka dan harapan terhadap IKM Sapayuang Sulsel ke depan.

H. Ferry Taslim, SH, M.Hum, M.Si, Dt. Toembidjo:
"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada IKM Sapayuang Sulsel atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk bergabung dalam Dewan Pembina. Saya merasa sangat terhormat dan siap memberikan kontribusi terbaik saya. Sebagai bagian dari keluarga besar Minangkabau, saya melihat IKM Sapayuang sebagai wadah yang sangat penting untuk menjaga dan melestarikan budaya serta memperkuat jaringan komunitas Minangkabau, khususnya di Sulawesi Selatan. Ke depan, saya berharap bisa membantu mengembangkan organisasi ini, baik dari segi kepengurusan, program-program sosial, maupun dalam menjalin hubungan yang lebih erat dengan pemerintah dan masyarakat luas. Saya yakin bersama-sama kita bisa membawa IKM Sapayuang Sulsel menjadi organisasi yang semakin solid, kompak, dan berjaya."

Isnaini Al Ihsan, SH, Dt. Mangkuto Alam:
"Saya merasa sangat bersyukur dan terhormat bisa bergabung dengan Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel. Ini adalah amanah yang besar bagi saya, dan saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan kontribusi positif dalam kemajuan organisasi ini. IKM Sapayuang telah menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi yang kuat dan berdedikasi terhadap pengembangan budaya dan ekonomi masyarakat Minangkabau di Sulsel. Ke depan, saya berharap kita bisa lebih banyak berkolaborasi, tidak hanya dalam ranah sosial dan budaya, tetapi juga di bidang ekonomi dan kewirausahaan. Saya juga ingin melihat IKM Sapayuang menjadi lebih inklusif dengan melibatkan lebih banyak generasi muda untuk terus mempertahankan nilai-nilai Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari."

Keduanya sepakat bahwa organisasi IKM Sapayuang Sulsel perlu semakin berkembang, terutama dalam memperkuat komitmen sosial dan budaya.
"Kami berdua berkomitmen untuk memperkuat IKM Sapayuang dengan program-program yang lebih konkret dan berdampak, baik untuk anggota organisasi maupun masyarakat Minangkabau secara umum. Sebagai Dewan Pembina, kami berharap bisa menjadi penggerak perubahan yang positif, dan tentunya dengan dukungan dari seluruh anggota serta kerja sama yang baik dengan semua pihak, IKM Sapayuang Sulsel bisa terus maju dan berjaya," ujar mereka secara bersamaan.

Dalam kesempatan ini, keduanya juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Ketua Umum IKM Sapayuang Sulsel, H. Akmal Mustafha, serta seluruh pengurus dan anggota organisasi yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan penuh kepada mereka untuk menjalankan tugas dan amanah ini.

Kehadiran Duo Datuak di Dewan Pembina IKM Sapayuang Sulsel diharapkan dapat membawa organisasi ini menuju arah yang lebih baik, dengan pemikiran segar dan ide-ide inovatif, serta meningkatkan kontribusi mereka terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya Minangkabau di Sulawesi Selatan.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)