Bakti Anak Nagari Minangkabau untuk Rumah Allah di Bumi Moncongloe Lappara

$rows[judul]

Filosofinews.com., Makassar (18/06) - Langit cerah pagi ini seakan menyambut langkah penuh makna dari para pejuang adat, iman, dan persatuan. Sebuah momentum sakral tercipta dalam sejarah perjalanan pembangunan peradaban Minangkabau di rantau Sulawesi Selatan. Di bawah naungan semangat Adat Basandi Syara', Syara' Basandikan Kitabullah, Ikrar Wakaf resmi dilaksanakan atas sebidang tanah milik tokoh Minangkabau, Bapak H. Mardius Kamaruddin Koto, yang dengan niat tulus dan ikhlas mewakafkan lahannya kepada Ikatan Keluarga Minangkabau Sapayuang Sulawesi Selatan.


Tanah tersebut akan menjadi tapak berdirinya tiga pilar utama peradaban: Masjid, Pondok Tahfidz Al-Qur’an, dan Sekretariat IKM Sapayuang Sulsel, sebagai simbol integrasi antara nilai spiritual, intelektual, dan kultural warga Minangkabau di tanah rantau.


Prosesi Ikrar Wakaf dilangsungkan di Kantor Urusan Agama (KUA) Moncongloe Lappara, dan diterima langsung oleh Kepala KUA, Bapak Mursalim, yang didampingi oleh petugas administrasi, Ibu Azizah Abbas.


Mewakili Tim Perizinan Panitia Pembangunan hadir Isnaini Al Ihsan., S.H., Dt. Mangkuto Alam, didampingi oleh Ketua Umum IKM Sapayuang Sulsel Ir. H. Akmal Mustafha, serta disaksikan oleh dua tokoh panutan, Bapak H. Hadis Bakhtiar dan Ustadz H. Maulana Sati., M.Ag.


Ikrar ini bukan sekadar penandatanganan dokumen, melainkan deklarasi cinta dan pengabdian terhadap Allah, umat, dan nagari. Dalam setiap bait lafaz dan tandatangan yang dibubuhkan, mengalir doa-doa tulus agar tanah ini menjadi ladang amal jariyah yang tiada putus, menjadi tempat berkumpulnya insan pencinta ilmu dan pencari ridha Ilahi.


Ketua Umum IKM Sapayuang, Ir. H. Akmal Mustafha menyampaikan, “Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan satu fase penting dari cita-cita besar IKM Sapayuang. Ini adalah bentuk konkret dari filosofi "Dima bumi dipijak, disitu langik dijunjuang". Wakaf ini bukan hanya fisik, tapi juga ruh perjuangan Minangkabau dalam membangun marwah dan martabat umat.”


Sementara itu Isnaini Al Ihsan., S.H., Dt. Mangkuto Alam yang juga selaku Niniak Mamak Minangkabau dan Dewan Pembina IKM Sapayuang menambahkan, “Wakaf ini menandai bahwa warisan nilai Minangkabau tidak hanya dibawa dalam kata, tapi ditegakkan dalam perbuatan nyata. Semoga Allah memuliakan langkah ini dan membukakan jalan bagi kelancaran pembangunan ke depan.”


Dengan ikrar ini, maka selangkah lagi Panitia Pembangunan akan melanjutkan tahapan administrasi dan teknis untuk memulai proses pembangunan. Diharapkan seluruh dunsanak Minangkabau, baik di rantau maupun di ranah, dapat bersatu padu memberikan dukungan, baik moril maupun materil.


Sebidang tanah kini telah menjadi tapak suci pengabdian. Dari niat tulus Uncu Mardius, lahirlah harapan baru untuk generasi Qur’ani, jamaah yang teguh di jalan syara’, dan komunitas Minangkabau yang bersatu dalam semangat basamo membangun masa depan.


IKM Sapayuang bergerak, rantau bersinar, surau berdiri, nagari berjaya.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)